PHSL ada setelah
dilakukannya kerjasama penelitian mengenai padi sawah sejak tahun 1995 oleh 5
lembaga di 5 negara penghasil beras di Asia. Kelima negara tersebut adalah
India, Thailand, Vietnam, Indonesia dan Filipina. PHSL merupakan teknologi
tepat guna yang memberikan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi untuk membantu
petani terutama petani kecil.
Dalam program
PHSL baik Web, HAPE maupun Android, terdapat beberapa pertanyaan yang harus
dijawab oleh petani sesuai kondisi spesifik lahan mereka. PHSL memperhitungkan
kandungan hara dalam tanah berdasarkan informasi atau jawaban yang diberikan
oleh petani untuk menghasilkan rekomendasi pemupukan yang diperlukan bagi sawah
tersebut.
Beberapa informasi
yang diperlukan antara lain luas lahan, musim tanam, cara tanam, cara panen/merontok
padi, hasil panen, ketersediaan air irigasi, penggunaan pupuk organik dan
sebagainya. Kenapa informasi tersebut yang diperlukan?
Kami akan memberikan
penjelasan dari salah satu pertanyaan yaitu bagaimana cara merontok padi pada
musim sebelumnya.
Pertanyaan
tersebut berkaitan dengan estimasi jumlah jerami yang tertinggal di sawah
sebelum lahan diolah untuk tanam selanjutnya. Pilihannya adalah merontok padi
dengan cara digebot/ dibanting yang artinya tanaman dipotong bawah/pendek
(jumlah jerami yang tersisa sedikit) atau ditresher yang artinya tanaman
dipotong atas. Seperti yang kita ketahui bahwa jerami mengandung unsur hara
terutama unsur K yang cukup tinggi. Sehingga dengan mengetahui informasi cara
merontok padi, PHSL dapat memperkirakan berapa jumlah unsur hara yang
terkandung dalam tanah dan berapa yang harus ditambahkan melalui penggunaan
pupuk kimia.
No comments:
Post a Comment