Friday, November 4, 2011

Panen Banyak, Sedikit Air

Pada sawah irigasi, padi biasanya tumbuh dalam keadaan tanah yang tergenang. Para peneliti padi menemukan bahwa sebenarnya tanaman padi tidak perlu selalu diairi. Sawah perlu tergenang pada fase pembungaan, fase pengisian gabah dan pada fase awal pertumbuhan untuk mencegah pertumbuhan gulma. Pengairan Basah Kering merupakan salah satu solusi penghematan air irigasi tanpa mengurangi hasil panen. Pengairan Basah Kering sangat bermanfaat jika
diterapkan pada sawah yang ketersediaan air irigasinya terbatas. 
Dengan cara pengairan Basah Kering, sawah dikeringkan beberapa waktu sehingga menghemat penggunaan air 15-30%. Petani tidak perlu takut tanaman padinya akan kekeringan. Karena sebenarnya meski permukaan sawah terlihat kering, tapi didalam tanah masih terdapat air yang bisa diserap oleh akar padi. Lama waktu sawah dibiarkan kering tergantung pula pada kondisi dan jenis tanah. Tanah berpasir biasanya lebih cepat mengering dibandingkan tanah liat.




Dalam penerapan sistem Pengairan Basah Kering (PBK) ini, digunakan sebuah alat berbentuk tabung yang sisinya telah diberi lubang-lubang kecil. Tabung tersebut ditanamkan kedalam tanah sekitar 20 cm. Setelah ditanamkan, tanah pada bagian dalam tabung dikeluarkan sehingga hanya ada air yang terlihat. Air yang ada didalam tabung digunakan sebagai indikator untuk menentukan kapan sawah harus diairi. Jika muka air dalam tabung sudah berjarak 15 cm dari permukaan tanah, maka saat itulah sawah perlu diairi setinggi 5 cm.









Yang penting diingat 'sawah harus tergenang dengan ketinggian air 5 cm dari permukaan tanah setidaknya dalam waktu 2 minggu selama fase pembungaan/ bunting'.


sumber: Pedoman Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) Padi Sawah




No comments:

Post a Comment